REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan memulai uji coba pengobatan plasma eksperimental untuk mengobati Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS). Pengobatan dari darah pasien telah terbukti berguna mengatasi penyakit mematikan seperti ebola.
BBC News melaporkan pada Selasa (16/6), Kementerian Kesehatan Korsel mengatakan dua rumah sakit akan memulai uji coba pengobatan tersebut. Sampai saat ini 19 orang telah tewas akibat MERS di Korsel, sementara 150 lainnya terinfeksi.
Wabah MERS berasal dari seorang pria Korsel berusia 68 tahun yang melakukan perjalanan ke Timur Tengah. Ia didiagnosa menjadi penderita MERS pertama negara itu.
Pemerintah mengatakan wabah melambat, namun masih ada ketakutan yang meluas terkait penyebarannya. Sementara itu, petugas kesehatan menyemprotkan disinfektan di tempat karaoke dan tempat usaha lainnya.
Belum ada obat atau vaksin yang dapat mengobati MERS.