REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- NATO telah mengecam keras langkah Rusia untuk memperkuat senjata nuklirnya. Menurut NATO, tindakan Rusia itu tidak dibenarkan, berbahaya, dan dapat memprovokasi peperangan.
"Kita telah melihat polah Rusia yang lebih banyak menginvestasikan uang di bidang pertahanan, khususnya nuklir. Itu tidak stabil dan berbahaya," jelas Sekretaris Jendral NATO Jens Stolenberg, seperti dikutip BBC News, Rabu (17/6).
Karena hal itu, Stolenberg telah meningkatkan dan menyiapkan kesiapan, serta kesiagaan pasukannya untuk menghadapi Rusia. Ia menambahkan, posisi NATO di Eropa Timur masih proporsional dan dalam keadaan bertahjan. Dan hgal itu sejalan dengan komitmen internasional.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan negaranya akan menempatkan lebih dari 40 rudal balistik antar-benua. Langkah Putin itu merupakan reaksinya terhadap Amerika Serikat yang mengusulkan untuk meningkatkan kehadiran militer NATO di Eropa Timur.