REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bila penyebaran virus misterius dari Timur Tengah ke Korea Selatan tidak bisa disebut darurat global. Meski, virus tersebut telah menginfeksi lebih dari 150 orang.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan, Rabu (17/6), Badan Kesehatan PBB menyebut epidemi itu sebuah 'sinyal siaga'. Badan tersebut memperingatkan semua negara untuk mempersiapkan potensi wabah sindrom pernafasan dari Timur Tengah tersebut atau yang dikenal dengan MERS.
Sejauh ini, sudah hampir tiga tahun setelah Mers diidentifikasi, para ilmuwan masih tidak yakin bagaimana atau dari mana virus itu berasal. Meski mereka menduga penyakit ini terkait dengan unta.
WHO merekomendasikan agar masyarakat menghindari kontak dengan hewan, tidak minum susu unta atau urine. Masyarakat dianjurkan hanya mengkonsumsi daging unta yang telah dimasak dengan baik, dilasir AP.