REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Pihak bertikai Yaman dalam pembicaraan damainya, Selasa (16/6) mengatakan, mereka setuju perlunya gencatan senjata di negara tersebut. Namun rincian terkait hal itu masih didiskusikan semua pihak.
Al-Arabiya melaporkan pada Rabu (17/6), militan Houthi meminta pendeklarasian gencatan senjata kemanusiaan di awal pembicaraan. Namun, Pemerintah Yaman menyatakan, hal itu akan disepakati jika Houthi dan pendukungnya mematuhi resolusi Dewan Keamanan PBB yang disahkan April lalu. Yakni menarik pasukan dari wilayah yang dikuasai.
Sementara itu, utusan khusus PBB untuk Yaman Ismail Ould Cheikh Ahmed memulai diplomasi di Jenewa, dengan mencoba menjembatani perbedaan antara berbagai faksi politik Yaman. Tapi mereka masih menolak untuk duduk di meja yang sama.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon secara resmi membuka perundingan Jenewa pada Senin (15/6). Saat itu ia juga menyerukan gencaran senjata kemanusiaan, terlebih sebentar lagi umat Islam akan menghadapi Ramadhan.