Kamis 18 Jun 2015 07:23 WIB

Mengenal Gharqad, Pohon Orang Yahudi

Pohon yang disebut-sebut sebagai gharqad.
Foto:

Lantas, pohon apakah Gharqad itu? Umumnya, orang merujuk pada dua tanaman berduri yang hidup di padang pasir. Ada yang menyebut Gharqad adalah tanaman yang dalam bahasa Arab disebut Ausaj. Para ilmuwan menyebut spesies ini sebagai Lycium Shawii.

Pohon ini kerap pula disebut dengan istilah Boxt horn. Menurut laman milik The Hebrew University of Jerusalem, istilah lainnya adalah Lycium Arabicum Boiss atau Arabian Boxthorn. Tanaman ini masuk kategori semak belukar, yang tingginya satu hingga empat meter.

Sumber lain menyebut Gharqad adalah Nitraria Retusa. Bentuk kedua pohon ini mirip, begitu pun dengan tingginya. Namun, Lycium Shawii dan Nitraria Retusa sebenarnya sangat berbeda dari sisi klasifikasi tumbuhan, sejak ordo, family, hingga genus.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, beberapa kali menanam pohon, yang kemudian ramai diberitakan sebagai pohon Gharqad. Antara lain penanaman pohon pada Februari 1999 lalu. Juga penanaman pohon di beberapa tempat lainnya di beberapa permukiman di wilayah pendudukan Israel, yang disponsori oleh Jewish National Fund (JNF).

Langkah Netanyahu menanam pohon yang diduga Gharqad itu menuai banyak perbincangan hingga hari ini. Di Yahoo! Answer, misalnya, seseorang bertanya seperti ini, “Mengapa Israel menanam Boxthorn (Gharqad) lebih daripada pohon-pohon lainnya? Apakah ada alasan spesifik?”

Respons pengguna internet bermacam-macam. Seorang bernama Evergreen menyatakan, “Pohon Box-thorn adalah bagian kunci nubuat tentang Israel di akhir zaman.”

Penjawab lainnya, Sameer, menulis, ”Karena pohon Gharqad tidak akan memberi tahu ….”

“Karena Israel berpikir bahwa ramalan Islam tentang Israel akan terjadi, sehingga lebih baik menanam banyak Boxthorn,” tulis Waleed.

Seorang bernama Arilou, berbeda dengan yang lain. Dia mengatakan, “Israel tidak menanam pohon Boxthorn. Kebanyakan pohon yang ditanam Israel saat ini adalah pinus. Maaf memecahkan gelembungmu.”

“Itu adalah pohon Yahudi,” tulis Redland.

Sedangkan, Kimberly, hanya menulis, “Hmmm…”

Perdebatan di internet, memang selalu berakhir menjadi debat kusir belaka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement