Kamis 18 Jun 2015 07:23 WIB

Mengenal Gharqad, Pohon Orang Yahudi

Pohon yang disebut-sebut sebagai gharqad.
Foto:

Pada 1909, Sultan Abdul Hamid II dilengserkan oleh Turki Muda yang dipimpin Kemal Ataturk. Turki Muda kemudian menunjuk Mahmud Rasyid–saudara Abdul Hamid II—sebagai sultan, namun dia hanyalah simbol yang relatif tak memiliki kekuasaan. Dan, pada 1924, Ataturk resmi membubarkan Khilafah, melalui Majelis Nasional Turki.

Akhir 1914, Inggris mengumandangkan perang melawan Khilafah Usmani. Dua bulan setelahnya, Herbert Louis Samuel, politisi liberal Inggris—Yahudi pertama yang memimpin partai besar di Inggris—mengajukan memorandum bertajuk “Masa Depan Palestina”, kepada Kabinet Inggris. Dia meminta perlindungan Inggris untuk mendukung imigrasi Yahudi ke Palestina. Sebagai jawabannya, pada 2 November 1917, pemerintah Inggris mengeluarkan Deklarasi Balfour.

Deklarasi ini adalah sebuah surat dari Menteri Luar Negeri Inggris, James Balfour, kepada pemimpin komunitas Yahudi Inggris, Baron Rothschild. Isinya, pemerintah Inggris mendukung pendirian Tanah Air untuk orang Yahudi di Palestina, dan akan melakukan usaha terbaik agar tujuan itu tercapai. Sebulan kemudian, pasukan Inggris di bawah pimpinan Jenderal Allenby, memasuki Yerusalem, setelah mengalahkan tentara Usmani pada Perang Yerusalem.

Pada 14 Mei 1948, negara Yahudi pun diproklamasikan oleh David ben Gurion–yang kemudian menjadi perdana menteri pertama Israel—yang langsung didukung oleh Amerika Serikat. Tak lama kemudian, terjadi perang sipil antara Muslim dan Yahudi, yang berlanjut dengan perang-perang berikutnya. Yang paling terkenal adalah Perang Enam Hari (1967) dan Perang Yom Kippur (1973).

Dan, terus berlanjut hingga Intifada dan Perang Israel-Gaza. Sekitar satu juta orang Palestina terusir dari rumah-rumah mereka, dan kini menjadi pengungsi di sejumlah negara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement