REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Utusan Perdamaian PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura mengutuk kematian warga sipil di kedua wilayah pihak yang bertikai, baik pemerintah dan pemberontak di hari terakhir kunjungannya ke Damaskus, Suriah, Rabu (17/6).
De Mistura bertemu pejabat pemerintah, termasuk Presiden Suriah Bashar al-Assad. Selama kunjungan ia memberikan pengarahan untuk konsultasi yang diselenggarakan di Jenewa, Swiss dengan dihadiri berbagai pihak yang terlibat dalam konflik. Juru bicara De Mistura pertemuan tersebut juga fokus pada perlunya melindungi warga sipil.
"Dia menggarisbawahi sekali lagi bahwa penggunaan bom barrel tidak dapat diterima," katanya dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Kamis (18/6).
Bom Barrel adalah senjata logam-kontainer yang dikemas dengan bahan peledak dan potongan logam, serta biasanya dijatuhkan dari helikopter.
Assad membantah pemerintahnya menggunakan senjata. Padahal, kelompok hak asasi mengatakan Assad membunuh tanpa pandang bulu.
De Mistura juga secara khusus mengutuk pemboman pemerintah dan serangan udara pada Selasa dari daerah yang dikuasai pemberontak di Douma. Akibatnya sedikitnya 24 orang tewas. Ia juga mengutuk pasukan pemberontak yang menargetkan warga sipil di Damaskus dan Aleppo.
Setidaknya 34 orang, termasuk 12 anak-anak tewas Senin (15/6) dalam konflik berdarah di bagian barat yang dikuasai pemerintah Kota Aleppo. Kemudian sembilan orang tewas Selasa (16/6) malam di taman di pusat Damaskus. Selain pejabat pemerintah, de Mistura juga bertemu lebih dari 30 tokoh masyarakat politik, agama dan sipil. Lebih dari 230.000 orang telah tewas di Suriah sejak konflik negara itu dimulai pada Maret 2011.