Kamis 18 Jun 2015 14:12 WIB

Aliansi Oposisi Malaysia Mulai Pecah

Rep: Gita Amanda/ Red: Bilal Ramadhan
Anwar Ibrahim
Foto: Reuters
Anwar Ibrahim

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Aliansi oposisi Malaysia runtuh selang beberapa bulan usai pemenjaraan pemimpin mereka, Anwar Ibrahim. BBC News melaporkan pada Kamis (18/6), setelah vonis Anwar Ibrahim terkait kasus sodomi yang menjeratnya, aliansi oposisi Malaysia mulai goyah.

Usai penangkapan tersebut, tiga partai bentrok terkait masalah beberapa kebijakan. Padahal di bawah Anwa, koalisi yang disebut Aliansi Rakyat telah membawa perolehan signifikan dan menimbulkan ancaman terbesar bagi koalisi pemerintah Malaysia sejak kemerdekaan negara itu.

Sengketa dimulai setelah partai konservatif Islam Pan-Malaysia berupaya menegakkan hukum Islam yang disebut hudud. Partai Aksi Demokrasi (DAP) yang lebih liberal dan didominasi etnis Cina keberatan dengan hal itu. Kedua belah pihak kemudian memutuskan hubungan dengan satu sama lain.

Partai Anwar yang multi-kepercayaan dan multi etnis, Partai Keadilan Rakyat (PKR), kemudian menyatakan pada Rabu (17/6) bahwa aliansi tak lagi berfungsi secara resmi. Masa depan oposisi menjadi tak jelas, beberapa pihak mengatakan mereka akan tetap bekerja dengan satu sama lain dan beberapa aliansi mengatakan perlunya rekonsiliasi.

Anwar dijatuhi vonis lima tahun penjara atas tuduhan sodomi. Ia membantah hal itu dan mengklaim tuduhan bermotif politik. Pemilihan umum Malaysia dijadwalkan pada 2018.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement