REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS -- Seluruh 10 orang staf konsuler Tunisia yang diculik di Tripoli, ibu kota Libya oleh milisi bersenjata dibebaskan setelah mereka ditahan selama sepekan.
"Semua telah dibebaskan dan mereka akan tiba hari ini (Jumat) di Tunis," kata Menteri Luar Negeri Tunisia Taieb Baccouche kepada stasiun radio FM Mosaique, sehari setelah Tunisia menyatakan tiga dari 10 pekerja konsuler dilepaskan atau Jumat (20/6).
Pembebsan mereka terjadi setelah pejabat Tunisia dan laporan-laporan media menyebutkan seorang pemimpin milisi Libya yang ditahan di Tunisia akan dideportasi sebagai bagian dari persetujuan dengan para penculik.
Kantor kejaksaan mengatakan pria yang diidentifikasi dalam laporan-laporan media bernama Walid Glib, telah ditahan atas dugaan keterlibatannya dalam urusan teroris. Juru bicara Karim Chebbi mengatakan bagian kejahatan Mahkamah Banding Tunisia pada Rabu memutuskan pengusirannya atas permintaan penguasa Libya.
Tetapi Baccouche membantah ada persetujuan dengan para penculik sebagai pertukaran bagi pembebasan pekerja konsuler tersebut. Menurut dia, kasus Glib, yang ditangkap pada Mei ketika tiba di Tunisia, berada di tangan pengadilan.
Sebanyak 10 staf konsuler itu diculik pada 12 Juni ketika sejumlah pria bersenjata menyerbu misi itu di Tripoli. Glib adalah anggota faksi itu.
Libya terjerumus ke lembah konflik setelah revolusi menggulingkan diktator Muammar Ghaddfi pada 2011. Negara di Afrika Utara itu sekarang memiliki dua pemerintahan dan parlemen yang saling bersaing dan juga milisi-milisi yang berperang untuk merebut pengaruh dan bagian dari kekayaan minyaknya.