REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris David Cameron mendesak masyarakat dan keluarga Muslim di Inggris berbuat lebih banyak dalam memerangi gerakan ekstremisme.
Ia juga memperingatkan masyarakat Muslim yang diam-diam memaafkan pandangan ekstrem. Hal itu akan semakin mendorong radikalisme pada anak-anak muda.
Pernyataan Cameron itu juga berkaitan dengan dua kasus gerakan radikal ekstrem di negaranya. Salah satunya, kasus bom bunuh diri yang dilakukan anak muda berusia 17 tahun berkewarganegaraan Inggris di Irak. Pemuda itu meninggalkan semua anggota keluarganya yang tinggal di Inggris Utara demi bergabung dengan gerakan-gerakan ekstrem.
Cameron menilai kasus itu adalah contoh bagaimana orang-orang akan dapat membuat prasangka ekstremisme.
"Ada orang-orang yang memegang beberapa pandangan ini yang tidak menganjurkan kekerasan. Tetapi mereka mengambil beberapa prasangka dan membuat narasi Islam, lalu mengatakan semua Islam sama. Dan anda adalah bagian dari ini'," ujarnya, seperti dilansir Al Arabiya, Sabtu (20/6).
Ia tetap menegaskan pemerintah akan tetap menanggulangi gerakan radikal di kalangan masyarakat dan keluarga di Inggris. Ia menyerukan komunitas Muslim, pemerintah, dan masyarakat Inggris membuat kerja sama yang lebih luas untuk mengatasi masalah ini.