Sabtu 20 Jun 2015 23:00 WIB

Di Thailand, 175 Orang Terkena MERS

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ilham
 Wisatawan mengenakan masker untuk mengantisipasi wabah MERS di kota Seoul, Korea Selatan.
Foto: AP/Ahn Young-joon
Wisatawan mengenakan masker untuk mengantisipasi wabah MERS di kota Seoul, Korea Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Pemerintah Thailand mencatat sebanyak 175 orang terjangkit virus mematikan MERS. Namun, menurut Kementerian Kesehatan, para pasien tersebut telah menunjukan kondisi yang semakin membaik.

Dilansir dari Channel News Asia, Kementerian Kesehatan menyatakan telah menginstruksikan ke-175 pasien tersebut agar tidak berada dan berdekatan dengan ruang publik. Selain itu, mereka juga meminta petugas kesehatan untuk memonitor kondisi kesehatan mereka.

Sementara itu, di Korea Selatan, Kementerian Kesehatan menyatakan, tak menemukan kembali adanya kasus baru MERS di negara tersebut sejak 16 hari pertama virus itu menyebar. Pejabat kesehatan mengatakan, wabah MERS yang pertama kali dilaporkan pada 20 Mei itu pun sepertinya mulai menurun.

Pada Sabtu, Kementerian Kesehatan Korsel juga melaporkan, seorang pria berusia 63 tahun yang terjangkit virus MERS dinyatakan telah meninggal. Pria tersebut pun menjadi korban wabah virus MERS ke-25 yang telah meninggal.

Seperti halnya di Korsel, Menteri Kesehatan Thailand, Rajata Rajatanavin, juga mengatakan peluang virus MERS menyebar di Thailand sangat rendah setelah pemerintah setempat segera mengisolasi para pasien.

Virus tersebut pertama kali dideteksi di Thailand pada seorang pria berusia 75 tahun yang berasal dari Oman dan sedang mengunjungi Bangkok untuk mendapatkan perawatan kesehatan jantung. Pada Kamis, pria itu dipindahkan dari RS Internasional Bumrungad ke fasilitas penyakit menular.

Tiga kerabat pria tersebut itu juga turut dibawa ke ruangan isolasi dan hasil tesnya dinyatakan negatif MERS. Doktor di RS Bumrungad menyatakan, pihaknya telah mengkarantina 58 stafnya. Kendati demikian, langkah tersebut tak menyebabkan terjadinya kepanikan maupun permintaan dari pasien untuk dipindahkan ke fasilitas lainnya.

Virus MERS sendiri pertama kali diidentifikasi pada manusia di Arab Saudi pada 2012. Mayoritas kasus ini juga terjadi di Timur Tengah. Para ilmuwan juga belum dapat memastikan asal dari virus ini. Namun, sejumlah penelitian menyebutkan virus ini berhubungan dengan unta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement