REPUBLIKA.CO.ID,PBB, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada Ahad (21/6) mengumumkan ia telah meminta Abdoulaye Bathily dari Senegal untuk mendukung upaya regional dalam meredakan ketegangan dan membantu rakyat Burundi secara damai menyelesaikan perbedaan mereka.
Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh juru bicara Ban, Bathily --Wakil Khusus Sekretaris Jenderal PBB dan Kepala Kantor Regional PBB untuk Afrika Tengah-- dijadwalkan tiba di Burundi pada Ahad (22/6).
"Sementara pemilihan umum mendekat, Sekretaris Jenderal menyeru semua pemimpin politik Burundi agar menangani krisis politik saat ini dengan rasa tanggung-jawab terbesar," kata Ban, sebagaimana dikutip Xinhua -- yang dipantau di Jakarta, Senin siang.
Ia "mendesak mereka agar melanjutkan dialog politik secara sungguh-sungguh dengan tujuan menciptakan suasana yang kondusif bagi pemilihan umum yang damai, dapat dipercaya dan melibatkan semua pihak".
Utusan Khusus PBB untuk Wilayah Danau Raya Said Djinnit meninggalkan posnya sebagai penengah di Burundi pekan lalu, setelah oposisi di negeri tersebut menuduh dia memihak pemerintah dalam pembicaraan antara kedua pihak mengenai krisis yang dipicu oleh upaya Presiden Pierre Nkurunziza untuk masa jabatan ketiga.
Pembicaraan tersebut, yang dimulai pada 5 Mei, dijadwalkan dilanjutkan pekan lalu dengan dua masalah utama dalam agenda --upaya Nkurunziza agar terpilih kembali dan diakhirinya protes. Tapi oposisi telah menuntut penengah baru PBB.
Pada awal Juni, Pemerintah Burundi menunda pemilihan presiden dari 26 Juni jadi 15 Juli, di tengah protes yang berlanjut guna menentang keputusan Pierre Nkurunziza untuk mencalonkan diri buat masa jabatan ketiga, melebihi batas dua masa jabatan yang ditetapkan oleh undang-undang dasar Burundi.