REPUBLIKA.CO.ID, KARACHI -- Lebih dari 100 orang tewas dalam dua hari terakhir karena cuaca panas di kota pelabuhan Pakistan bagian selatan, Karachi, Senin (22/6). Juru bicara Rumah Sakit Jinnah, Seemi Jamali mengonfirmasi jumlah korban tersebut.
Ia mengatakan ratusan orang masuk rumah sakit karena penyakit yang berhubungan dengan panas, seperti demam dan dehidrasi. Karachi sebelumnya jarang diterjang gelombang panas dengan suhu yang mencapai 45 derajat Celcius.
Padamnya pembangkit listrik lokal selama akhir pekan memperparah kondisi di lapangan. Ahli meteorologi Mohammad Hanif mengatakan gelombang panas kali ini adalah yang terburuk dalam satu dekade terakhir.
Ia berharap musim hujan segera datang dalam beberapa hari ke depan. Hal tersebut akan menurunkan risiko bertambahnya jumlah korban.
Sebelumnya, gelombang panas juga menerjang India dan menewaskan ribuan orang. Banyaknya penduduk miskin membuat jumlah korban tewas terus meningkat karena kurangnya kesadaran. Selain itu, mereka juga tidak memiliki pilihan lain karena masih harus bekerja di lapangan di tengah cuaca yang panas.