Senin 22 Jun 2015 21:40 WIB

Australia akan Gelar Peringatan Setahun Jatuhnya MH17

Red:
Sebanyak 298 penumpang dan awak pesawat tewas dalam insiden ditembaknya MH17 pada 17 Juli 2014.
Foto: abc news
Sebanyak 298 penumpang dan awak pesawat tewas dalam insiden ditembaknya MH17 pada 17 Juli 2014.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Pemerintah Federal Australia akan menggelar upacara peringatan nasional untuk menandai satu tahun sejak jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 di atas Ukraina, bulan depan. Dalam musibah itu, sebanyak 298 penumpang dan awak pesawat tewas ketika MH17 ditembak jatuh pada 17 Juli 2014.

Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, mengatakan, 39 dari korban tewas adalah warga Australia, dan keluarga korban, anggota Parlemen serta senator akan diundang ke peringatan yang diadakan di Canberra.

"Kami merasakan penderitaan keluarga korban MH17 tahun lalu. Saya berharap bahwa peringatan ini bisa membantu untuk menegarkan mereka karena mereka menghadapi peirngatan yang sangat, sangat sulit ini,” ujar Tonny baru-baru ini.

Ia mengemukakan, "Hari peringatan selalu menjadi masa-masa sulit sehingga kami akan terus berada di samping semua yang kehilangan begitu besar dan sekarang membangun kembali kehidupan mereka.”

"Peringatan ini akan mengingat mereka yang meregang nyawa dan itu akan memberi rasa terima kasih kepada mereka yang terlibat dalam pemulihan dan penyelidikan," tambahnya.

PM Abbott mengatakan, tempat peringatan permanen juga akan didirikan di Gedung Parlemen untuk mengingat korban asal Australia.

Pemimpin Oposisi Australia, Bill Shorten, mengatakan, Partai Buruh mendukung acara peringatan itu dengan sepenuh hati.

"Bagi mereka yang ditinggalkan, saya percaya, masih ada waktu, untuk perlahan-lahan melewati fase keterkejutan, tidak percaya dan berkabung," tuturnya.

Pesawat Boeing 777 itu ditembak jatuh di atas wilayah yang dikuasai pemberontak di Ukraina timur.

Pemerintah Australia mengatakan, para pejabat Australia "terus memainkan peran penting dalam penyelidikan untuk membawa para pelaku ke pengadilan."

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement