REPUBLIKA.CO.ID,KARACHI -- Sekitar 140 orang tewas akibat gelombang panas di Pakistan Selatan. Sebagian besar kematian terjadi di kota Karachi.
Dilansir dari United Press International, Senin (22/6), kebanyakan korban adalah laki-laki di atas 50 tahun. Selain itu, enam wanita dan lima anak-anak turut meninggal. Ratusan orang telah dirawat di rumah sakit akibat dehidrasi dan sengatan panas.
Kemungkinan ini meningkat di Karachi, yang mayoritas penduduknya Muslim dan tengah menjalani puasa Ramadhan. Pemadaman listrik yang umum terjadi di Pakistan memperburuk efek gelombang panas ini.
Suhu telah meningkat sampai lebih dari 110 derajat Fahrenheit. Suhu ini merupakan suhu tertinggi di Pakistan selama 15 tahun terakhir. Sementara, di Karachi suhu udara diperkirakan mencapai lebih dari 100 derajat Fahrenheit sampai Ahad kemarin.
“Rumah sakit di kota penuh sesak karena lonjakan jumlah pasien yang menderita akibat serangan gelombang panas,” kata Menteri Kesehatan Provinsi Sindh, Jam Mehtab Hussain Dahar dalam sebuah pernyataan.
Wilayah metropolitan Karachi memiliki populasi sekitar 24 juta jiwa. Ia menambahkan, angka-angka ini belum pernah terjadi sebelumnya, tetapi situasi masih di bawah kontrol.