Selasa 23 Jun 2015 21:12 WIB

813 Tentara Australia Alami Gangguan Mental di Tahun 2014

Red:
Tentara Australia.
Foto: abc news
Tentara Australia.

REPUBLIKA.CO.ID, QUEENSLAND -- Sebuah data terbaru menunjukkan sepanjang tahun 2014 sebanyak 813 tentara Australia menjalani rehabilitasi terkait masalah gangguan kesehatan mental. Dari jumlah tersebut 308 di antaranya berasal dari Queensland.

Hampir setengah dari personil militer pria dan wanita tersebut kembali bertugas ke kesatuannya masing-masing pasca menjalani rehabilitasi.

Psikolog senior dari lembaga veteran Mates4Mates, Janice Johnston, mengatakan hal ini merupakan pertanda semakin banyaknya personil tentara yang mencari bantuan untuk mengatasi isu terkait kondisi kesehatan mental mereka.

Menurutnya, pakar kesehatan mental harus berhadapan dengan sejumlah tantangan ketika merawat personil militer yang menderita gangguan kesehatan mental.

"Ini bukan masalah sederhana, dan gangguan kesehatan mental pasca trauma atau PTSD kerap datang dengan hal lain yang berkaitan dengan kondisi trauma tersebut, yang membuat pasien PTSD semakin sulit ditangani," katanya.

Seorang veteran Perang Afghanistan, Matthew Campbell, terluka oleh peledak yang dimodifikasi pada tahun 2011 lalu dan didiagnosa menderita PTSD.

"PTSD ini awalnya saya derita ketika masih bertugas di Angkatan Darat," tuturnya baru-baru ini.

"Awalnya saya menduga memiliki masalah emosi yang meledak-ledak, tapi saya juga menyadari ada hal lain yang terjadi pada diri saya," kata Campbell.

Campbell mengatakan hingga kini masih ada stigma terhadap personil militer yang menderita gangguan kesehatan mental dan stigma ini sering membuat mereka enggan mencari pertolongan.

Karenanya dia mendorong rekan-rekannya untuk berani mengungkapkan isu gangguan kesehatan mental yang mereka alami.

"Jangan pernah berpikir hanya Anda sendiri yang mengalaminya, karena Anda tidak pernah sendiri,' tegasnya.

"Saya memperkirakan ada ribuan orang saat ini yang berjuang sendirian menghadapi masalah kesehatan mentalnya," kata Campbell.

Johnston mengatakan saat ini situasinya semakin membaik, namun masih butuh waktu lama untuk mengatasi masalah ini sepenuhnya.

"Membicarakan hal ini di kalangan personil militer tidak otomatis membantu mengurangi stigma. Masih banyak stigma terhadap mereka yang mengaku memiliki masalah kesehatan mental," katanya.

"Jika dokter meminta Anda menjalani kemoterapi atau meminum jus sayur-sayuran, Anda akan melakukannya," ujar Johnston.  "Tapi satu hal mengenai PTSD adalah banyak pasien menghindari saran dokter."

"Itu salah satu halangan yang sulit mereka lewati, tapi begitu mereka mengikuti rehabilitasi, mereka akan sangat bersyukur," katanya.

Angkatan Pertahanan Australia mengatakan personil yang menjalani program rehabilitasi kesehatan mental mendapatkan perawatan berkualitas tinggi yang juga meliputi rehabilitasi pekerjaan mereka.

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement