Selasa 23 Jun 2015 16:11 WIB

Pascapenembakan, Parlemen AS Desak Turunkan Bendera Konfederasi

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Tersangka penembakan gereja di Charleston, Carolina Selatan, Dylan Roof (21 tahun).
Foto: foxcarolina (Charleston County Sheriff's Office)
Tersangka penembakan gereja di Charleston, Carolina Selatan, Dylan Roof (21 tahun).

REPUBLIKA.CO.ID, CHARLESTON -- Pelaku penembakan jemaat di Gereja Charleston, Dylan Roof muncul di beberapa foto sambil memegang bendera konfederasi. Bendera yang populer di masa pro-perbudakan itu kini ramai-ramai diminta diturunkan dari gedung pemerintahan.

Gubernur Carolina Selatan, Nikki Haley menyerukan penghapusan bendera tersebut. Ia berharap simbol yang memecah belah itu bisa dihancurkan untuk mengantarkan Amerika pada keharmonisan.

Menurut Haley, Roof mengatakan ia berharap aksinya memicu perang ras. "Kita punya peluang untuk menunjukkan ia salah, yang akan terjadi adalah sebaliknya," kata Haley, Senin (23/6).

Ia mendesak anggota parlemen menurunkan bendera konfederasi juga demi menghormati para korban. Bendera tersebut memiliki sejarah pada perang sipil Amerika 1861-1865. Ia dikibarkan pasukan pendukung perbudakan di negara bagian selatan Amerika.

Kontributor Al Jazeera di Charleston mengatakan bendera konfederasi dikibarkan oleh Ku Klux Klan untuk meneror warga kulit hitam yang tinggal di selatan. Beberapa menilainya sebagai simbol rasial, kebencian, perbudakan dan semua hal yang salah.

Namun, lambang konfederasi juga berarti mengenang para korban perang sipil. Ia juga merupakan simbol sejarah dan kebudayaan selatan Amerika. Banyak orang mengenakannya dalam baju, stiker, aksesoris hingga mengibarkannya di rumah.

Anggota Parlemen dari Mississippi Philip Gunn mendukung penurunan bendera. Menurutnya, simbol tersebut ofensif dan harus dihapuskan dari bendera kenegaraan.

Kedua partai, Demokrat dan Republik sepakat meminta penghapusan bendera. Anggota parlemen Demokrat dari Tennesse, Jim Cooper mengatakan pemerintah tidak seharusnya mempromosikan simbol kebencian melalui bendera tersebut.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement