REPUBLIKA.CO.ID, KARACHI -- Suhu yang mencapai 112 derajat, 748 warga Pakistan dilaporkan tewas akibat gelombang panas tersebut. Korban tewas diperkirakan akan meningkat selama satu pekan pertama Ramadhan. Gelombang panas itu merupakan yang tertinggi selama 15 tahun terakhir.
Sebanyak 8.000 orang telah dirawat karena dehidrasi dan serangan panas, di Jinnah Post Graduate Medical Center, di Karachi. Tempat itu sendiri sudah penuh. Guna membantu mengobati semua pasien, banyak karyawan yang dipekerjakan dan melarang untuk mengambil libur.
Pihak berwenang telah menetapkan sepuluh pusat bantuan di seluruh Karachi, untuk mendistribusikan air. Tapi banyak orang yang berpuasa selama Ramadhan, yang memang pantang dari makanan dan air, sejak matahari terbit hingga matahari terbenam. Puasa sendiri dibebaskan untuk orang tua dan orang yang sakit.
Dilansir dari Newsweek.com, pemadaman listrik telah membuat situasi yang buruk menjadi semakin buruk. Banyak dari mereka yang jatuh sakit karena tidak memiliki akses listrik terlalu lama. Pemadaman juga sudah berpengaruh ke kamar mayat kota, yang mulai berbau busuk.
Kamar mayat tertua di sana tersebut saat ini menampung sekitar 650 mayat, dan telah ditutup untuk ditambahkan lagi. Sehingga banyak orang yang meninggalkan jenazah di pintu depan kamar mayat. Bulan lalu, lebih dari 2.000 orang tewas di India selama gelombang panas.