REPUBLIKA.CO.ID, KARACHI -- Korban tewas akibat gelombang panas yang melanda selatan Pakistan terus bertambah. Jumlah korban diperkirakan hampir mencapai 800 jiwa, dengan ancaman lebih banyak lagi kematian.
Aljazirah melaporkan pada Rabu (24/6), setidaknya 775 orang telah meninggal dunia karena serangan udara panas, dehidrasi atau penyakit lain yang berhubungan dengan panas di Karachi.
Pejabat senior di rumah sakit pemerintah terbesar, dr. Seemin Jamali mengatakan jumlah mayat yang terus bertambah membuat mereka terpaksa menumpuknya di kamar mayat.
"Kami sedang berusaha melakukan sesuatu yang lebih manusiawi di sini," katanya.
Ia menambahkan, sejak Sabtu (20/6), rumah sakit telah menerima lebih dari delapan ribu pasien dengan gejala penyakit berhubungan dengan panas. Sekitar 384 di antaranya meninggal dunia.
"Sampai (Selasa (23/6) ) malam, itu luar biasa. Kami kedatangan pasien ke bangsa darurat setiap menitnya," ujar Jamali.
Di antara warga yang meninggal, sebagian besar berusia lanjut atau berasal dari keluarga miskin.