REPUBLIKA.CO.ID, BRISBANE -- Seorang ilmuwan asal Brisbane berhasil menemukan cara baru mendeteksi kehadiran dan penyebaran awal penyakit melanoma. Temuan ini diyakini dapat meningkatkan peluang bertahan hidup pasien kanker kulit ini.
Mitchell Stark, dari Institut Riset Kedokter QIMR menemukan panel dari tujuh penanda tubuh yang dapat memonitor secara akurat penyakit kanker kulit melanoma melalui tes darah.
"Tes darah dapat mengindikasikan tanda-tanda awal berkembangnya penyakit melanoma ini, yang saat ini tidak bisa diketahui lewat metode pemindaian, ” kata Stark baru-baru ini.
"Anda perlu memonitor pasien ini lebih seksama lagi dibandingkan penanganan sebelumnya,” ujarnya.
Diperkirakan saat ini ada 11 ribu warga Australia yang didiagnosa menderita melanoma setiap tahunnya dan 1.500 dari mereka meninggal.
Penelitian menunjukan deteksi awal penyakit ini merupakan kunci kesuksesan penderita untuk selamat dari penyakit kanker kulit ini. "Jika kita bisa mendeteksi tanda-tanda awal dari penyakit ini maka itu berarti pasien memiliki lebih besar dari 92% peluang untuk menyembuhkan penyakit ini dan tidak akan kambuh kembali,” katanya.
“Dengan demikian pasien dapat memiliki peluang menggembirakan untuk terlepas dari resiko kematian,” katanya.
"Meski demikian, jika penyakit itu dibiarkan menyebar maka peluang pasien mampu bertahan hidup tidak begitu baik,” tambahnya.
Dalam risetnya yang baru-baru ini diterbitkan, Stark mengambil specimen dari 255 orang pasien melanoma dari beragam stadium dan mengamati 130 orang pasien.
Riset ini berusaha mengamati peningkatan kadar penanda atau microRNAs – molekul kecil yang mengatur jumlah dari protein gen dapat diproduksi.
Stark mengatakan dia mendapati kalau specimen dari pasien stadium 4, penandabiologis baru mampu memastikan pertumbuhan tumor dalam 100 persen kasus. "Riset ini mengenai kemampuan untuk mendeteksi kehadiran melanoma didalam tes darah dengan tingkat keakuratan, sensitivitas dan spesifikasi yang sangat tinggi,”
‘Dan ternyata, tampaknya menjadi metode analisis darah yang lebih unggul untuk digunakan dalam memantau perkembangan melanoma saat ini,’ katanya.
Temuan ini sekarang sedang memvalidasi kelompok pasien yang lebih besar, dan diharapkan dapat rampung dalam dua tahun.
Menteri Sains dan Inovasi Queensland, Leeanne Enoch mengatakan penemuan ini juga akan membantu menentukan apakah metode CT scan yang mahal tetap diperlukan pada setiap konsultasi tindak lanjut pasien kanker kulit..
"Penelitian ini akan membuat perbedaan besar bagi warga Queensland tetapi dampak dari penelitian ini sendiri akan terlihat hingga ke seberang dunia," katanya.
Disclaimer:
Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement