REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Seorang juru bicara Taliban Pakistan Mohammad Khurasani telah memperingatkan pihaknya akan menargetkan perusahaan listrik utama negeri tersebut. Hal itu akan terjadi jika pemadaman listrik di Pakistan selatan tidak segera diakhiri.
Khurasani dalam sebuah pernyataan, Jumat (26/6), menyatakan kesedihan atas kematian akibat gelombang panas di kota pelabuhan, Karachi. Pemadaman listrik terjadi di saat gelombang panas melanda negara itu dan menyebabkan protes publik.
Kelompok Khurasani yang dikenal sebagai Tehrik-e-Taliban Pakistan telah berjuang menggulingkan pemerintah Pakistan. Mereka juga melakukan aturan keras mereka sendiri yang diklaim sesuai hukum Islam.
Gelombang panas tersebut telah menewaskan 860 orang dalam satu pekan terakhir. Namun, pada Kamis (25/6), suhu di Pakistan mulai menurun. Hal ini memicu harapan gelombang panas telah berlalu.