REPUBLIKA.CO.ID, SOUSSE - Gary Pine seorang turis yang menjadi saksi penembakan brutal di pantai Sousse mengaku sangat kaget saat terjadi penembakan. Pine menuturkan saat insiden terjadi ia bersama istrinya sedang berada di tepi pantai.
Saat suara tembakan terdengar sontak ia pun langsung berteriak agar anak mereka segera menepi dan keluar dari air untuk segera berlari ke hotel. Ia menceritakan anaknya juga sempat melihat seseorang ditembak di pantai.
"Ada rasa panik di hotel. Di sana ada banyak orang yang bersangkutan, beberapa orang menangis dengan panik, banyak juga diantara mereka terluka," kata Pine dikutip dari AP, Sabtu (27/6).
Elizabeth O'Brien, seorang turis Irlandia yang sedang berlibur dengan dua putranya, mengatakan kepada Irlandia Radio dia di pantai ketika penembakan dimulai.
"Saya pikir, 'Oh Tuhan. Kedengarannya seperti tembakan,' jadi aku hanya berlari ke laut untuk anak-anak saya dan meraihnya sebelum melarikan diri ke kamar hotel, katanya.
Sejak menggulingkan diktator sekuler pada tahun 2011, Tunisia telah diganggu oleh serangan teror, meskipun hanya baru-baru ini mereka menargetkan sektor pariwisata, yang membuat naik hampir 15 persen dari PDB. Pariwisata sangat penting di kawasan wisata pantai seperti Sousse.
Menteri Dalam Negeri Tunisia mengatakan kebanyakan korban merupakan turis mancanegara. Beberapa diantaranya berasal dari Ingriis, Jerman Belgia dan warga Tunisia sendiri.
Setelah kejadian tersebut Presiden Tunisia Beji Caid Essebsi langsung mengunjungi Rumah Sakit Shaloul untuk melihat kondiri korban luka-luka.
Pelaku melakukan aksinya dengan menyamar seperti turis yang pergi berenang. Namun ada senjata laras panjang di dalam payung yang dibawanya. Dia ditembak mati setelah saling tembak dengan polisi.
Rafik Chelli, sekretaris negara dari Kementerian Dalam Negeri, mengatakan kepada The Associated Press bahwa serangan itu dilakukan oleh seorang mahasiswa muda yang sebelumnya tidak diketahui pihak berwenang. Mengamuk di RIU Imperial Marhaba Hotel berakhir ketika ia ditembak mati oleh polisi.
Serangan di Tunisia tersebut merupakan kejadian terburuk di Tunisia, setelah beberapa bulan lalu juga terjadi serangan di museum nasional di Tunisia yang menewaskan 22 orang, lagi sebagian besar wisatawan, dan telah dipertanyakan kemampuan pemerintah yang baru terpilih untuk melindungi negara.
Pembunuhan di resor Tunisia Sousse terjadi pada waktu yang sama sebagai bom di sebuah masjid Syiah di Kuwait dan serangan terhadap pabrik milik AS di Perancis.