Sabtu 27 Jun 2015 04:06 WIB

Obama dan Sekjen PBB Kecam Aksi Teror di Tiga Negara

Rep: C07/ Red: Bayu Hermawan
Presiden AS Barack Obama.
Foto: AP
Presiden AS Barack Obama.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Dewan Keamanan PBB, Amerika Serikat dan negara-negara lain di seluruh dunia yang mengutuk serangan terhadap sebuah pabrik gas AS di Perancis serta serangan di Tunisia dan Kuwait.

Sebelumnya telah terjadi serangan dalam waktu bersamaan pada Jumat (26/6). Pertama penembakan yang menyebabkan 37 wisatawan tewas di pantai Tunisia dan seorang pembom bunuh diri menewaskan lebih dari belasan jamaah di sebuah masjid Syiah di Kuwait.

Presiden AS Barack Obama mengutuk keras penyerangan tersebut dan bersumpah akan melawan segala bentuk terorisme.

"Doa kami untuk korban penyerangan yang sangat brutal, doa juga untuk orang yang mereka cintai dan semua orang di ketiga negara yang ikut trauma dengan penyerangan tersebut," kata Obama dilansir AP, Sabtu (27/6).

Hal senada diungkapkan, Juru bicara Pentagon Kolonel Steve Warren. Ia mengatakan terlalu dini untuk mengatakan apakah tiga serangan merupakan tindakan dari kelompok radikal ISIS.

Namun, sambung Warren, Pentagon sangat mengutuk serangan teror tersebut. Sementara Sekjen PBB Ban Ki-moon mengatakan mereka yang bertanggung jawab atas tindakan kekerasan dan teror, harus segera dibawa ke pengadilan.

Sebelumnya telah  terjadi penembakan secara brutal di pantai Sousse, Tunisia. Dalam penembakan tersebut sebanyak 37 orang tewas dan 36 lainnya terluka.

Menteri Dalam Negeri Tunisia mengatakan kebanyakan korban merupakan turis mancanegara. Beberapa diantaranya berasal dari Ingriis, Jerman Belgia dan warga Tunisia sendiri.

Setelah kejadian tersebut Presiden Tunisia Beji Caid Essebsi langsung mengunjungi Rumah Sakit Shaloul untuk melihat kondiri korban luka-luka.

Pelaku melakukan aksinya dengan menyamar seperti turis yang pergi berenang. Namun ada senjata laras panjang di dalam payung yang dibawanya. Dia ditembak mati setelah saling tembak dengan polisi.

Rafik Chelli, sekretaris negara dari Kementerian Dalam Negeri, mengatakan kepada The Associated Press bahwa serangan itu dilakukan oleh seorang mahasiswa muda yang sebelumnya tidak diketahui pihak berwenang. Mengamuk di RIU Imperial Marhaba Hotel berakhir ketika ia ditembak mati oleh polisi.

Serangan di Tunisia tersebut merupakan kejadian terburuk di Tunisia, setelah beberapa bulan lalu juga terjadi  serangan di museum nasional di Tunisia yang menewaskan 22 orang, lagi sebagian besar wisatawan, dan telah dipertanyakan kemampuan pemerintah yang baru terpilih untuk melindungi negara.

Pembunuhan di resor Tunisia Sousse terjadi pada waktu yang sama sebagai bom di sebuah masjid Syiah di Kuwait dan serangan terhadap pabrik milik AS di Perancis.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement