Sabtu 27 Jun 2015 07:27 WIB

Gara-Gara Kari, Muslimah Ini Diusir dari Bus

Yusra Ahmed dan bus National Express
Foto: presstv
Yusra Ahmed dan bus National Express

REPUBLIKA.CO.ID,LONDON -- Empat orang muslimah Inggris melaporkan dugaan tindak rasisme dan Islamofobia dari seorang pengemudi bus National Express karena mereka membawa bekal kari kambing.

Salah satu muslimah tersebut Yusra Ahmed (20 tahun) dan ketiga temannya menggunakan jasa transportasi umum itu dengan rute perjalanan Manchester-Leeds. Di antara empat muslimah ini, tiga orang memakai jilbab.

“Tiba-tiba, dia (penegmudi bus) memeriksa tiket kita dengan sangat detil. Perlakuannya berbeda dengan penumpang lain,” cetus Ahmed pada presstv.ir, Sabtu (27/6).

Mahasiswi kajian politik dan budaya Timur Tengah Leeds University ini pun menjelaskan, inspeksi pada mereka berlanjut ketika sang pengemudi melihat bungkusan bekal makanan berisi kari.

Si pengemudi tidak percaya jika isi kotak tersebut hanyalah kari. Serta menginstruksikan keempat muslimah tadi tidak makan di dalam bus.

“Kemudian dia berteriak lantang kalau kita tidak diizinkan membawa kari karena baunya tajam dan tidak boleh memakannya dalam bus,” tulis Ahmed dalam akun Facebook-nya beberapa saat setelah insiden itu berlangsung sepekan lalu.

Agar amarah si sopir mereda, Ahmed menawarkan makanan tersebut akan diberikan pada tunawisma di sekitar area tersebut atau dipindahkan ke bagian bagasi. Namun, si sopir tetap terlihat kesal dan berkali-kali mengatakan, “Kari makanan bau.”

Setelah dipaksa turun dari bus tersebut, Ahmed dan temannya melaporkan tindakan kasar si pengemudi pada petugas keamanan. Namun, mereka justru diancam setelah mengkomplain tindakan rasis tersebut serta disuruh menunggu bus berikutnya dua jam kemudian.

“Jelas-jelas mereka menganggap kita seperti orang kulit berwarna. Tapi, kita jelas menggunakan simbol Muslim, jadi lebih baik mereka bisa bersikap bijaksana,“ ujar Ahmed.

Pihak bus National Express yang mendapat kecaman dari para netizen mengklarifikasi bahwa pihaknya serius menginvestigasi insiden tersebut.

“Tim manajemen kami tengah menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi. Peraturan kami sangat menerapkan standar profesional tinggi bagi pengemudi. Sebagai bentuk layanan bagi pengguna jasa kami, maka kami akan segera memproses komplain tersebut,” tulis manajemen National Express.

Aktivis hak azasi manusia di London Arzu Merali mencermati insiden ini sebagai indikator berkembangnya Islamofobia di kalangan masyarakat benua Eropa.

“Beberapa tahun terakhir marak bermunculan jenis-jenis serangan terhadap Muslim di seluruh negara Eropa. Jenisnya mulai dari diskriminasi, pembentukan opini di media, hingga serangan fisik seperti yang terjadi di Inggris dan Prancis,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement