REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS -- Sebagian besar korban serangan massal di resor pantai Tunisia yang diakui dilakukan oleh Kelompok Negara Islam (IS) adalah warga Inggris. Perdana Menteri Tunisia Habib Essid mengatakan setelah Inggris, terbanyak berikutnya yakni Jerman, Belgia dan negara-negara lain. Diantara para korban juga terdapat warga negara Prancis.
PM Tunisia juga mengoreksi pemberitahuan sebelumnya mengenai jumlah korban yang semula disebutkan 39 menjadi 38 orang. Essid mengatakan, pasukan akan ditugaskan untuk mengamankan tempat-tempat rawan dan tempat yang mungkin bisa menjadi sasaran terjadinya terorisme. Serangan di pantai ini merupakan kali kedua serangan yang terjadi di negara tersebut sejak awal tahun ini.
"Secara khusus dilakukan perencanaan keamanan yang lebih baik di tempat pariwisata dan situs arkeologi antara lain dengan menempatkan tentara pengamanan pariwisata di sepanjang pantai dan hotel-hotel," katanya.