Ahad 28 Jun 2015 06:45 WIB

SBY: AS dan Cina Harus Komitmen Jaga Perdamaian

Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono.
Foto: @SBYudhoyono
Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan, Amerika Serikat (AS) dan Cina harus memperkuat komitmennya untuk menjaga dan memajukan perdamaian serta stabilitas di Asia Pasifik sebagai dua negara besar berpengaruh di kawasan.

"Tidak diragukan, AS dan Tiongkok merupakan dua pemain besar di Asia Pasifik," katanya saat menjadi pembicara dalam Forum keempat Perdamaian Dunia (World Peace Forum/WPF) 2015 di Beijing, Sabtu (27/6).

Yudhoyono mengemukakan bahwa Cina telah menjelma menjadi negara dengan ekonomi dan militer yang sangat kuat dan modern. "Tiongkok bahkan telah menjadi kekuatan ekonomi dunia yang dinamis," katanya.

Presiden ke-6 RI itu mengatakan, "Berdasar kemampuan yang dimiliki Tiongkok di bidang ekonomi dan militer, didukung lokasi yang strategis, menjadikan Tiongkok sebagai salah kekuatan di dunia."

Sementara itu AS sebagai kekuatan ekonomi besar juga telah memainkan peran sebagai penyeimbang di kawasan Asia Pasifik. "Sebagian besar negara di kawasan ini telah lama bergantung pada pasar serta skala ekonomi AS. Kekuatan militer AS juga telah memengaruhi skala keamanan kawasan," tutur Yudhoyono.

SBY menyatakan, dinamika hubungan AS dan Cina, diharapkan tidak menimbulkan krisis dan bersama menuju kemitraan abad ke-21 atas dasar saling menghargai, kesetaraan, dalam beragam sistem kepentingan.

"Terlebih, AS dan Tiongkok juga memiliki kepentingan sama dalam kesepakatan investasi, pembicaraan nuklir Iran, pembicaraan perdamaian di Afghanistan, perang melawan terorisme, dan penanganan perubahan iklim," katanya.

Amerika Serikat dan Cina, lanjut Yudhoyono, harus terus mencari upaya konstruksif, saling menguntungkan, tidak saja bagi kepentingan kedua negara, tetapi juga bagi kawasan. "Ini memang bukan hal mudah untuk dicapai. Akan tetapi, jangan sampai terjadi miss calculation antara keduanya hingga menimbulkan eskalasi di kawasan," tutur Yudhoyono.

Bagaimanapun, kata dia, rivalitas antara kekuatan besar di Asia Pasifik masih tinggi. Karena itu, perlu digali seluruh potensi kerja sama dibandingkan potensi konflik. Secara umum, untuk membangun kerja sama dan kebersamaan di kawasan Asia Pasifik dapat dilakukan melalui tiga forum, yakni kerja sama ekonomi, kerja sama militer, dan hubungan antarmasyarakat bangsa-bangsa di Asia Pasifik.

"Hubungan people to people dan budaya sangat penting serta menjadi landasan utama kerja sama tidak saja saat ini, tetapi pada masa mendatang, untuk generasi pada masa mendatang," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement