REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Polisi menyita "drone" (pesawat terbang dengan pengendali jarak jauh) yang terbang di atas Wimbledon ketika sebagian dari petenis papan atas sedang melakukan persiapan untuk Grand Slam di London barat daya.
Para petugas sedang menyelidiki insiden itu setelah mendapat peringatan bahwa seorang pria menerbangkan "drone" di atas All England Club dari lapangan golf pada Sabtu pagi.
Inspektur Roger Robinson dari Kepolisian Merton berkata, "Merupakan suatu pelanggaran untuk menerbangkan 'drone' dalam jarak 50 meter dari struktur. Siapapun yang berniat menerbangkan 'drone' semestinya mempertimbangkan lanskap di sekelilingnya dan struktur-struktur atau arena-arena."
"Meski bukan niat kami untuk mencegah masyarakat menikmati penggunaan 'drone,' penting untuk mematuhi peraturan-peraturan yang ada."
Roger Federer, Andy Murray, Rafael Nadal, Serena Williams, dan Maria Sharapova merupakan sebagian di antara para bintang yang berada di arena pada Sabtu (27/6), ketika mereka mempersiapkan diri untuk menghadapi pertandingan-pertandingan pembukaan yang dimainkan Ahad.
'Drone' telah menjadi perhatian pihak keamanan di ajang-ajang olahraga utama sejak Oktober, ketika pertandingan kualfikasi Piala Eropa 2016 antara Serbia melawan Albania harus dihentikan setelah 'drone' yang membawa spanduk politis terbang di dalam stadion.
Para pemain berselisih ketika drone dan bendera itu dapat dirurunkan, dan para pemain Albania menolak untuk bermain setelah diserang para penggemar Serbia.
Masih pada tahun lalu, seorang pilot "drone" ditahan setelah perangkat itu terbang di atas Eastlands saat pertandingan Liga Utama Inggris antara Manchester City melawan Tottenham sedang berlangsung.