Ahad 28 Jun 2015 06:21 WIB

Korban Tewas Gelombang Panas Pakistan Lampaui 1.200

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Ani Nursalikah
Kamar jenazah di Pakistan kebanjiran jenazah korban gelombang panas.
Foto: EPA
Kamar jenazah di Pakistan kebanjiran jenazah korban gelombang panas.

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Jumlah korban tewas akibat gelombang panas di selatan Pakistan terus bertambah dan mencapai 1.233 orang. Suhu udara yang perlahan turun membawa kelegaan bagi warga Pakistan.

Di Karachi, jantung ekonomi Pakistan, suhu udara turun menjadi 34 derajat Celcius pada Sabtu (27/6) setelah sempat menyentuh 45 derajat Celcius pekan lalu.

Direktur Operasional Otoritas Manajemen Bencana Provinsi Nazar Mohammad Bozdar mengatakan, sudah 65 ribu orang mendapat perawatan di rumah sakit-rumah sakit akibat serangan gelombang panas sejak 20 Juni lalu.

Bozdar menyampaikan, 1.923 orang yang merasakan sakit akibat gelombang panas masih dirawat, demikian dilansir Al Jazeera, Sabtu (27/6).

Korban tewas kebanyakan disebabkan serangan panas, dehidrasi atau dampak kenaikan suhu panas lainnya yang berasal dari kelompok miskin dan manula.

Di puncak krisis pekan lalu, pejabat senior Jinnah Postgraduate Medical Centre (JPMC) Seemin Jamali mengatakan, rumah sakit terbesar di Karachi bahkan sudah kewalahan menerima pasien yang jumlahnya sangat banyak.

''Mereka terpaksa ditempatkan berdesakan,'' ungkap Jamali.

Gelombang panas menerpa Karachi saat mayoritas umat Islam mulai memasuki awal masa berpuasa Ramadhan. Situasi diperburuk dengan padam listrik 12 jam setiap hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement