Ahad 28 Jun 2015 16:31 WIB

Houthi Serang Basis Loyalis Presiden Hadi

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Angga Indrawan
 Asap membumbung akibat ledakan yang terjadi di sebuah gudang persenjataan yang dikuasai militan Houthi di kota Sanaa, Selasa (12/5). (EPA/Yahya Arhab)
Asap membumbung akibat ledakan yang terjadi di sebuah gudang persenjataan yang dikuasai militan Houthi di kota Sanaa, Selasa (12/5). (EPA/Yahya Arhab)

REPUBLIKA.CO.ID, ADEN -- Pasukan Houthi dan pasukan loyalis Presiden Abd Rabbu Mansour Hadi kembali bentrok di kota Aden dan Taiz, Selasa (27/6). Bentrokan merenggut sedikitnya 21 jiwa.

Saksi mata mengatakan, pasukan Houthi meluncurkan serangannya di kilang minyak utama Aden. Mereka menembakkan misil ke kilang penyimpanan yang menyebabkan kebakaran besar.

Video saat insiden menunjukan asap tebal hitam mengepul dari distrik Buraiqah, Aden. Sebelumnya, seorang sumber mengatakan pada Aljazirah bahwa salah satu korban tewas adalah karyawan di kilang minyak.

Pertempuran tepatnya terjadi di Ja'wala dan Bir Ahmed, utara Aden. Pelabuhan dan kilang minyak Aden ini dikendalikan oleh pejuang pro pemerintah. Area tersebut sering menjadi medan perang antara kedua pasukan rival. 

Sementara di utara, kota Taiz, pertempuran menewaskan tujuh militan Houthi dan melukai 16 orang lainnya. Menurut saksi mata, Houthi menargetkan permukiman menggunakan tank dan artileri berat. 

Tidak ada informasi yang menyebut berapa anggota pasukan loyalis pemerintah Yaman yang tewas atau terluka. Insiden terjadi tepatnya di distrik Mount Jarah.

Menurut Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi, serangan Houthi juga menewaskan seorang tentara Saudi dan melukai beberapa orang lainnya di provinsi Jizan yang merupakan perbatasan. Sementara pemerintah resmi Yaman mengatakan bahwa Houthi juga menargetkan kapal Qatar yang membawa pasokan makanan dari Djibouti.

Wilayah ini merupakan area penghubung untuk bantuan kemanusiaan. Serangan membuat kapal terpaksa berputar arah. Houthi telah memerangi pasukan pemerintah Yaman selama berbulan-bulan. Mereka berhasil mengambil alih kota-kota utama, salah satunya ibukota Sanaa. 

Hal ini memaksa Hadi melarikan diri dan melakukan pengasingan ke negara tetangga, koalisi, Saudi. Sementara koalisi yang dipimpin Arab meluncurkan serangan udara untuk mengembalikan kendali Hadi.

Aden dan Taiz merupakan area yang dikendalikan oleh pendukung Hadi. Setelah berbulan-bulan konflik, Yaman menderita kekurangan bahan bakar. Sementara industri minyak dan gasnya harus terputus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement