REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pejabat senior Amerika Serikat (AS) mengatakan pembicaran nuklir Iran akan melampaui batas waktu resmi yang telah ditentukan sebelumnya. Hal ini juga diakui Menteri Luar Negeri Iran Mohammed Javad Zarif.
Zarif mengungkapkan kehadiran pengamat mungkin dibutuhkan dalam pembicaraan negosiasi nuklir Iran dengan negara kekuatan dunia, yang sedang berlangsung Wina. "Pengamat mungkin dibutuhkan untuk membimbing atau melakukan batu sandungan dalam negosiasi," ucapnya, seperti dikutip BBC News, Ahad (28/6).
Selain itu, Zarif juga menerangkan, saat ini, Menteri Luar Negeri AS John Kerry, juga telah meninggal Teheran pada Sabtu (27/6). Kerry diperkirakan akan kembali ke Iran pada Senin.
Pembicaraan nuklir Iran kali ini membahas soal pembatasan kegiatan nuklirnya. Hasil dari negosiasi ini akan berakhir dengan diangkatnya sanksi internasional terhadap Iran.
Negosiator AS dalam perundingan nuklir Iran juga sedang diawasi ketat, terutama oleh Israel. Negara itu mengecam keras perundingan nuklir yang sedang dilangsungkan Iran dengan kekuatan dunia, yakni AS, Jerman, Inggris, Prancis, dan Rusia.
Bahkan Perdana Menter Israel Benjamin Netanyahu menyebut perundingan itu sebagai hal yang buruk. "Kesepakatan buruk ini (nuklir Iran), menjadi lebih buruk dari hari ke hari," ujarnya.