REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Sebuah perusahaan Es Krim Thailand yang dimiliki Unilever telah meminta maaf karena menggunakan istilah yang merendahkan pria gay dalam sebuah kiriman di jejaring sosial Facebook. Hal itu berkaitan dengan putusan Mahkamah Agung Amerika Serikat yang melegalkan pernikahan sesama jenis.
Postingan di halaman Facebook dari Wall Thailand dengan segera dihapus. Postingan itu menunjukkan es krim rasa kacang hitam dengan tagar LOVEWINS. Tagar tersebut digunakan oleh pendukung putusan pelegalan pernikahan sejenis. Sementara, 'kacang hitam' adalah istilah yang merendahkan untuk pria gay yang berasal dari kasus pedofilia terkenal di Thailand.
Ilustrasi diposting sehari setelah MA AS mensahkan pernikahan sesama jenis. Hal itu menyebabkan kegemparan secara online di Thailand. Beberapa komentar menyebutnya rendah dan diskriminatif. Di twitter, beberapa pengguna mengutuk postingan Walls tersebut. Mereka menggunakan tagar RIPWalls Thailand dalam tweet mereka.
Wall Thailand mengganti postingannya dengan gambar baru es krim berwarna pelangi dan mengeluarkan permintaan maaf, Ahad (28/6). Mereka mengatakan "Maaf jika postingan menciptakan beberapa kesalah pahaman dan tidak bermaksud menyebabkan ketidaknyamanan kepada siapa pun," katanya.
Juru bicara Unilever Thailand, Aranya Luepradid mengkonfirmasi permintaan maaf yang datang dari perusahaannya. Thailand adalah salah satu negara di Asia yang paling toleran untuk kaum gay. Negara ini juga menjadi tujuan wisata teratas gay.