REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Negosiasi para diplomasi di Wina mendorong penyelesaian perjanjian nuklir Iran. Ini menjadi ujian penting bagi Presiden Barack Obama karena berpotensi merepotkan Kongres AS nantinya.
Oposisi dari Israel dan kurangnya dukungan dari Arab Saudi bisa membantu menenggelamkan kesepakatan di Kongres jika negosiator gagal mencapai kesepakatan untuk mencegah Iran mengembangkan nuklir. Pada saat yang sama, jika Iran berhasil mencapai kesepakatan yang layak dengan PBB dan Kongres AS, Iran dapat bebas dari isolasi AS sebagai mitra dagang utama Uni Eropa dan Cina.
"Tidak peduli seberapa baik kesepakatan tersebut, itu akan diserang," kata seorang profesor di Univesity of Maryland, Shibley Telhami kepada Aljazirah, Senin (29/6).
Iran dan negosiator dari enam kekuatan dunia atau yang disebut P5+1 (AS, Rusia, Cina, Inggris, Prancis, dan Jerman) bertemu di Wina, Austria untuk mencapai kesepakatan pembicaraan nuklir Iran yang telah berusia dua tahun. Setelah sebelumnya semua pihak mencapai kesepakatan kerangka kerja di Lausanne, Swiss pada 2 April.
Untuk mendapat sebuah kesepakatan yang dapat diterima Gedung Putih dan Kongres mungkin memerlukan tawar menawar di menit-menit terakhir. Sebab, pembicaraan kemarin menyisakan sengketa terkait inspeksi internasional ke situs militer Iran dan seberapa cepat sanksi akan dicabut.
Pemimpin ternama Iran, Ayatollah Ali Khamenei mengatakan alam pidato resmi pada 23 Juni, Iran tidak akan membongkar kemampuan nuklirnya dan tidak akan menerima larangan penelitian dan pengembangan selama satu dekade ke depan. Pernyataan tersebut diikuti persetujuan parlemen Iran dari hukum yang melarang inspeksi internasional pada situs militer.
Sementara itu di Washington, Kongres yang dipimpin Partai Republik telah menyiapkan penghalang jalan untuk mencegah Obama mencabut sanksi AS terhadap Iran.
Anggota parlemen utama AS mengharapkan pembicaraan di Wina untuk memperpanjang tenggat waktu kesepakatan yang direncanakan berakhir pada Selasa (30/6). Sebab, jika sesuai, akan memudahkan Gedung Putih bekerja dan itu artinya Kongres tidak dapat menenggelamkan kesepakatan dengan Iran.
"Kemungkinan besar DPR dan Senat memiliki suara untuk menyetujui kesepakatan tetapi tidak mengesampingkan veto presiden," kata Direktur Kebijakan di Ploughshares Fund, sebuah kelompok senjata anti nuklir, Tom Z collina.
Untuk saat in, Obama mendapat dukungan yang ia butuhkan dari partainya sendiri. Demokrat telah mengisyaratkan bila mereka akan mendukung Presiden selama perjanjian dengan Iran memenuhi kriteria utama. Termasuk apa yang disebut snap'back sanksi yang dapat diperbaharui dengan cepat jika terjadi pelanggaran.