Selasa 30 Jun 2015 13:41 WIB

'Australia Habiskan 50 Tahun Berpikir Keliru Tentang Indonesia'

Perdana Menteri Australia Tony Abbott bertemu Presiden Jokowi.
Foto: Twitter
Perdana Menteri Australia Tony Abbott bertemu Presiden Jokowi.

REPUBLIKA.CO.ID, PERTH -- Hubungan antara dua negara bertetangga, Indonesia-Australia selalu menghadapi masa jaya dan masa sulit tapi di atas semua itu, Australia sangat patut melihat Indonesia sebagai tetangga terdekat sekaligus jembatan kepentingan yang sangat penting.

Berbicara dalam sebuah forum strategi Indo-Pasifik yang digelar oleh Perth US-Asia Center dan University of Western Australia (UWA) di Perth, Selasa (30/6), mantan Kepala Angkatan Darat Australia (2002--2008), Peter Leahy, menegaskan sudah terlalu lama Australia menghabiskan waktu dan energi berpikir keliru tentang Indonesia.

"Selama lebih dari 50 tahun kita melihat Indonesia sebagai ancaman, secara militer, padahal seharusnya kita melihat Indonesia sebagai jembatan penting kepentingan keamanan Australia. Australia telah menghabiskan banyak waktu dengan pola pikir yang keliru. Bukan hanya dari petinggi militer, melainkan juga politisinya sehingga kesalahpahaman dalam hubungan dua negara menjadi terlalu mendalam," kata Peter.

Sambil mengutip hasil jajak pendapat nasional, Peter menyebutkan tingkat keacuhan orang Australia sudah terlalu memprihatinkan. Menurut Peter, Indonesia dan Australia memiliki kepentingan yang resiprokal terkait dengan keamanan perbatasan dan keamanan secara umum.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement