REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Pasukan polisi bersenjata lengkap dikerahkan untuk mengakhiri kerusuhan yang terjadi di penjara dengan tingkat keamanan tinggi di Melbourne. Rencana penerapan aturan larangan merokok didalam penjara ditenggarai menjadi pemicu kerusuhan ini.
Kondisi didalam penjara Metropolitan Remand Centre di Ravenhall – sekitar 24 kilometer dari pusat bisnis Kota Melbourne – tampak hancur berantakan setelah narapidana yang menutupi wajahnya mengamuk dengan merusak pintu, jendela dan fasilitas lain didalam bangunan penjara serta melakukan pembakaran.
Kepolisian di lokasi kejadian mengatakan ada sekitar 300 narapidana yang terlibat dalam aksi unjuk rasa yang mulai berlangsung pada pukul 12:20 siang waktu setempat didalam penjara.
Sekitar pukul 06.00 sore waktu setempat suara tembakan terdengar dari dalam penjara, namun tidak dapat dipastikan apakah suara tembakan itu berasal dari senjata gas air mata yang digunakan petugas atau suara tembakan.
Puluhan polisi tampak menerobos masuk pintu masuk dari penjara Metropolitan Remand Centre dengan bersenjata lengkap.
Beberapa saat kemudian tampak asap mengepul dari dalam bangunan penjara, namun berhasil diatasi.
Komisioner lembaga pemasyarakatan mengatakan ada sekelompok besar narapidana yang menciptakan gangguan besar di penjara tersebut.
Dia mengatakan kerusuhan ini dikaitkan dengan rencana penerapan larangan merokok didalam penjara di seluruh Victoria yang mulai diterapkan Rabu (1/7). Namun kabar ini belum dikonfirmasikan.
"Situasi didalam penjara sudah bisa ditangani, dan tapi sebelum kami mendapatkan penjelasan resmi mengenai insiden ini kami berspekulasi mengenai apa yang memicu hingga terjadinya kondisi seperti ini,”
Sebelumnya sekelompok narapidana melanggar perimeter keamanan didalam penjara di remand centre. Namun Shuard mengatakan kebanyakan dari narapidana itu sudah bisa ditangani.
Menurut Shuad perimeter dari penjara telah berhasil diamankan oleh kepolisian Victoria dan tidak mengancam keamanan publik.
Shuard mengatakan lembaga pemasyarakatan telah melakukan persiapan selama 18 bulan untuk mengantisipasi pemberlakukan larangan merokok didalam lembaga pemasyarakatan.
"Narapidana di LP remand ...mereka bukan pihak yang banyak menekan kami terkait rencana penerapan aturan larangan merokok ini karena mereka relative baru,”
Sekitar 84 persen narapidana yang dikirimkan ke 14 penjara negara bagian Victoria merokok dan sekitar 1.300 tahanan atau sekitar 20 persen dari populasi penjara itu telah mengikuti program berhenti merokok pada akhir Mei lalu.
Shuard mengatakan pihaknya akan mengevaluasi situasi yang terjadi.
"Jika terjadi tindakan kriminal didalam penjara dalam insiden ini maka kami akan melibatkan kepolisian untuk menindaklanjuti tuduhan yang terjadi,”
Disclaimer:
Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement