REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Iran dan enam negara besar dalam negosiasi nuklir sepakat untuk memperpanjang kesepakatan nuklir sementara selama seminggu, sampai dengan 7 Juli 2015. Hal ini dilakukan agar ada waktu lebih untuk menegosiasikan kesepakatan yang komprehensif.
Dilansir dari Reuters, Rabu (1/7), berdasarkan perjanjian sementara yang dicapai pada bulan November 2013 dan dikenal sebagai Rencana Aksi Bersama, Iran setuju untuk mengambil beberapa langkah untuk membatasi program nuklirnya. Dengan begitu, Iran mendapat imbalan bantuan terbatas dari sanksi ekonomi menjelang pembicaraan pada kesepakatan akhir.
"The P5 + 1 dan Iran telah memutuskan untuk memperpanjang langkah-langkah di Rencana Aksi Bersama sampai 7 Juli, untuk memungkinkan lebih banyak waktu untuk negosiasi agar mencapai solusi jangka panjang pada masalah nuklir Iran," kata Senior penasehat untuk komunikasi strategis di Departemen Luar Negeri AS, Marie Harf.
The "P5 + 1" adalah negara besar yang bernegosiasi dengan Iran termasuk lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB, Inggris, China, Prancis, Rusia dan Amerika Serikat, ditambah Jerman.
Sebelumnya, negara-negara Barat telah memberlakukan sanksi terhadap Iran yang mereka duga mencari kemampuan untuk membuat senjata nuklir. Teheran mengatakan program nuklirnya adalah program damai.
Negosiasi yang sukses akan membantu meringankan permusuhan antara Iran dan Amerika Serikat yang berlangsung selama beberapa dekade. Namun, banyak sekutu AS di kawasan Timur Tengah, termasuk Israel dan Arab Saudi yang ragu, seperti juga beberapa kelompok garis keras di Washington dan Teheran.