REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Otoritas Amerika Serikat (AS) saat ini sedang menyelidiki ratusan kasus di 50 negara bagian, yang diduga berkaitan dengan gerakan Negara Islam Irak Suriah (ISIS). Penyelidikan itu dilakukan atas dasar ditangkapnya beberapa warga karena terlibat langsung dengan kelompok ekstremis tersebut.
"Negara ini mengalami puncak peringatan. Dalam dua pekan terakhir, 10 orang telah ditangkap karna kasus terorisme," kata Asisten Jaksa Agung AS dari Divisi Keamanan Nasional, John Carlin, seperti dilansir The Independent, Kamis (2/7).
Carlin juga mengklaim ISIS akan melakukan serangan di dalam negaranya.
"ISIS ingin individu melakukan serangan di dalam AS. Mereka akan melakukan segala sesuatu untuk mencapai tujuan," tambahnya.
Ia menguraikan lebih dari 60 persen penangkapan yang dilakukan di AS, berkaitan dengan ISIS. Mayoritas mereka yang ditangkap masih berusia muda, 25 tahun atau lebih muda.
Menurut Carlin, ISIS memang sengaja mengincar anak-anak muda untuk direkrutnya. Terlebih telah ada peningkatan juga di media sosial terkait perekrutan anggota baru oleh ISIS.