REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Setiap 4 Juli Amerika Serikat (AS) merayakan Hari Kemerdekaan dengan semarak. Biasanya perayaan itu dilalui dengan parade warga atau atraksi militer AS.
Namun, 4 Juli tahun ini, Angkatan Udara AS yang biasanya menampilkan atraksi udara tidak akan melakukan hal tersebut. Ini disebabkan kekhawatiran mereka terhadap risiko serangan kelompok ekstremis, seperti Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Dilansir Daily Mail, Angkatan Udara AS membatalkan rencana perayaan Hari Kemerdekaan yang akan dilangsungkan di Pangkalan Norfolk RAF. Festival yang sebelumnya dilaporkan akan dilangsungkan selama dua hari itu, akan melibatkan awak dan pilot-pilot pesawat tempur 48 Fighter Wing.
Selain itu, Angkatan Udara AS juga membatalkan aksi terjun payung atau parasut yang rencananya akan dilakukan pasukan RAF Falcons. Pembatalan perayaan itu juga berkaitan dengan tewasnya 30 warga Inggris di Tunisia akibat ditembak lelaki yang diduga terlibat ISIS.
"Keputusan (pembatalan perayaan) itu dibuat karena penilaian ancaman lokal terbaru," jelas Angkatan Udara AS. Selain itu, hasil survei lingkungan keamanan dan negara-negara yang akan hadir juga menjadi alasan dibatalkannya perayaan tersebut.