REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perdana Menteri Malaysia Najib Razak membantah laporan berita The Wall Street Journal yang menyebut ia tersandung korupsi, Jumat (3/7).
Sebuah pernyataan dari kantor Najib mengecam upaya bersama oleh individu tertentu untuk merusak kepercayaan perekonomian Malaysia. Laporan menurut pernyataan, juga menodai pemerintah dan menyingkirkan perdana menteri yang terpilih secara demokratis.
"Klaim terbaru dari investigasi tanpa nama sumber sebagai dasar untuk menyerang perdana menteri, ini merupakan kelanjutan dari sabotase politik," kata pernyataan itu.
Lembaga antikorupsi Malaysia sedang menyelidiki sebuah laporan The Wall Street Journal terkait aliran dana ke rekening pribadi Najib. Laporan menyatakan hampir 700 juta dolar AS dana masuk ke rekening tersebut.
Najib terus mendapatkan tekanan dalam kepemimpinannya. Mantan Perdana Menteri Mahathir Mohammad telah menyerukannya untuk mundur dan memperingatkan adanya sesuatu yang busuk di negara itu.