Selasa 07 Jul 2015 07:45 WIB

Muslim Xinjiang yang Selalu Mengabarkan Nestapa

Muslim di Xinjiang menjalankan ibadah shalat.
Foto: Militer Cina dikerahkan untuk mengawasi aktivitas Muslim di Xinjiang.
Militer Cina dikerahkan untuk mengawasi aktivitas Muslim di Xinjiang.

Sekadar catatan, Hui awalnya bukan nama etnik. Dulu istilah Hui disematkan kepada penganut Islam, Kristen, bahkan Yahudi. Tapi, lama kelamaan istilah ini menyempit untuk menyebut Muslim. Jenghis Khan, misalnya, kerap menyebut Muslim dengan istilah 'Hui-hui'. Belakangan, istilah Hui menyempit lagi, khusus untuk orang Cina Muslim berkulit kuning. Orang Hui dan Han saat ini, sebenarnya secara etnis tak ada bedanya.

Pada pertengahan abad ke-19, Dinasti Qing melemah akibat perang dan pemberontakan. Mulai Perang Candu dengan Inggris, pada 1839 hingga 1860, pemberontakan Taiping atau perang sipil di selatan Cina (1850-1864), dan pemberontakan Muslim Hui dan Uyghur di Xinjiang pada 1864, yang terimbas pemberontakan Cina Muslim di Gansu dan Shaanxi, dua provinsi di sebelah timur Xinjiang.

Pada 1864, orang-orang Han dan Hui terlibat bentrok parah, yang dikenal dengan Revolusi Dungan atau Revolusi Hui Muslim. Revolusi ini awalnya bertujuan memberi pelajaran kepada pemerintahan -pemerintahan korup dan para pejabat penindas rakyat, karena itu tak terdengar istilah jihad atau pendirian negara Islam. Tapi, kemudian orang-orang Han (Prajurit Taiping) mendatangi kawasan Muslim seperti Shaanxi atas dukungan Dinasti Qing dan membentuk milisi Yong Ying. Orang-orang Hui pun merespons dengan membentuk milisi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement