REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Negara Turki memiliki hubungan agama, etnis, dan budaya dekat dengan masyarakat Muslim Uighur di Cina. Meski begitu, Cina tak membiarkan Turki ikut camput atas kebijakan Negeri Tirai Bambu tersebut.
Sikap tersebut berkaitan dengan serentetan insiden kekerasan baru-baru ini telah mengguncang komunitas Muslim Uighur di Xinjiang. CNN melansir, beberapa suara pro-pemerintah di media pemerintah Cina telah menuduh Turki berusaha untuk menciptakan kekacauan di China.
"Pemerintah Turki sudah berkali-kali ikut campur dalam politik internal Cina, yang menunjukkan Pan-Turkisme masih ada dalam masyarakat Turki modern," tulis profesor politik di Universitas Xinjiang Adilijan Ablet pada Global Times, Senin (6/7).
Adilijan mengatakan, Turki memiliki motif tersembunyi mengenai campur tangan dalam masalah Xinjiang.
Juru bicara kementerian luar negeri Cina Hua Chunying mendesak Turki untuk menghormati kedaulatan Cina dan integritas teritorial, dan bersikap bijaksana dalam kata-kata dan tindakan pada isu-isu yang relevan.