REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus penyaluran dana dari 1Malaysia Development Berhad (1MDB) ke rekening pribadi Perdana Menteri Najib Razak diklaim merupakan ulah mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad.
"Serangan ini terjadi ketika saya menolak permintaan regulasi dari Tun Mahathir. Saya menolaknya karena saya tidak yakin itu baik untuk Malaysia," kata Najib dalam akun Facebooknya.
Duta besar Malaysia untuk Indonesia, Zahrain Mohamed Hashim mengatakan tidak mengetahui pasti permintaan tersebut sebab, pembicaraan hanya terjadi antarkedua belah pihak. "Tidak ada yang tahu apa permintaan Mahathir," katanya kepada wartawan di Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta, Rabu (8/7).
Hashim mengatakan Mahathir ingin Najib turun dari jabatannya. Salah satunya, kata Zahrain, dengan menebarkan berita bohong seperti yang telah dilakukannya melalui blog Sarawak Post sebelumnya. Ia juga telah menyuarakan kritik tentang utang besar 1MDB dan dugaan kurangnya transparansi dana.
Mahathir mengundurkan diri dari kursi kepemimpinannya pada 2003 setelah berkuasa selama 22 tahun. Meski tidak lagi menjabat, tapi ia tetap menjadi tokoh politik yang berpengaruh.
1MDB didirkan oleh Najib pada 2009 untuk mengembangkan industri-industri baru. Badan pembiayaan tersebut mengumpulkan 42 miliar ringgit utang setelah usaha energi luar tersendat.
Pekan lalu, Wall Street Journal mempublikasikan adanya penyaluran dana dari 1MDB ke rekening pribadi Najib sebesar 700 juta dolar AS.