REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI -- Seorang pemimpin pemberontak Sudan Selatan, Riek Machar menyerukan Presiden Salva Kiir untuk mengundurkan diri bersama dengan semua menteri dan parlemen. Jika tidak, Sudan akan berisiko revolusi.
Ia mengatakan, jika Kiir menolak untuk mengundurkan diri, warga negara memiliki hak untuk menggulingkan pemerintahannya. Ia juga meminta masyarakat internasional menarik dukungan untuk pemerintah Kiir.
Pernyataan Machar tersebut datang menjelang perayaan kemerdekaan pada Kamis (9/7), besok. Dia melemparkan proses mediasi internasional antara kedua pemimpin ke dalam kekacauan lebih lanjut.
Machar mengatakan, perpanjangan tiga tahun masa kepemimpinan Kiir yang diberikan oleh parlemen pada Maret lalu tidak sah. Sebab, parlemen tidak memiliki hak untuk mengubah konstitusi.
Presiden Kenya, Uhuru Kenyatta yang juga sebagai ketua badan regional Masyarakat Afrika Timur telah berusaha memdiasi kesepakatan damai anatara Kiir dan Machar. Tetapi upaya itu tampaknya sangat jauh dan sulit.
Dewan Keamanan PBB tahun lalu mengenakan larangan perjalanan dan pembekuan aset enam jenderal dari pemerintah dan pemberontak. Namun sanksi tersebut tidak menyentuh Kiir maupun Machar.