REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Jumlah warga Suriah yang telah melarikan diri ke luar negeri sejak pecahnya perang saudara di negara mereka telah meningkat menjadi lebih dari empat juta orang. Angka ini menjadi jumlah terbesar dari krisis apapun selama hampir 25 tahun.

Menurut badan pengungsi PBB, UNHCR, sebanyak 7,6 juta orang mengungsi dari rumah mereka di Suriah. "Ini adalah populasi pengungsi terbesar dari konflik tunggal dalam satu generasi," kata Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, Antonio Guterres.

Ia mengatakan, mereka membutuhkan dukungan dari dunia agar tidak hidup dalam kondisi mengerikan dan tenggelam dalam kemiskinan. Angka baru ini menunjukkan jumlah gelombang pengungsi kian cepa hanya dalam waktu 10 bulan, setelah sebelumnya UNHCR mencatat lebih dari tiga juta warga Suriah yang melarikan diri.

Turki telah melihat banyak aliran migran baru-baru ini. Pada Juni saja, menurut UNHCR, lebih dari 24 ribu oang tiba dari Suriah utara di tengah pertempuran antara kelompok radikal ISIS dan militan Kurdi. Lebih dari 1,8 juta warga Suriah di Turki telah membuat negara itu menjadi tuan rumah terbesar pengungsi di dunia. Suatu usaha mahal karena pembiayaan dari kas sendiri.

Situasi yang mengerikan di wilayah tersebut mendorong gelombang pengungsi untuk mencari pelarian di Eropa Barat. Jalan ini semakin beresiko mengingat negara-negara Eropa menolak aliran pengungsi. "Kita tidak bisa membiarkan mereka dan negara tujuan menjadi putus asa," kata Guterres.

Ikuti Whatsapp Channel Republika