REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Jumlah pengungsi Suriah yang berada di negara tetangganya sudah melampaui angka empat juta orang, demikian dilaporkan lembaga pengungsi PBB (UNHCR), Kamis (9/7).
UNHCR memperkirakan jumlahnya masih bakal merangkak ke 4,27 juta pada akhir tahun 2015.
"Ini adalah populasi pengungsi terbesar dari sebuah konflik. Ini adalah populasi yang membutuhkan uluran tangan dari semua pihak di dunia tapi justru mereka hidup dalam kondisi sangat buruk dan kemiskinan semakin parah," kata Komisioner Tinggi UNHCR Antonio Guterres dalam keterangan persnya.
Kebanyakan pengungsi asal Suriah yang dilanda perang selama empat tahun terakhir kini berada di Libanon, Yordania, Irak, Mesir, dan Turki dengan menampung sekitar 1,8 juta pengungsi. Sekitar 270.000 pengungsi telah meminta status suaka di Eropa dan 7,6 juta lainnya mengungsi di dalam Suriah.
"Kondisi yang semakin memburuk membuat semakin banyak pengungsi menuju Eropa dan kawasan yang lebih jauh, tapi mayoritas dari mereka masih berada di kawasan. Kita tidak bisa membiarkan mereka dan komunitas yang menampung mereka jatuh ke titik putus asa," kata Guterres.
UNHCR mengajukan pembiayaan 5,5 miliar dollar untuk membiayai para pengungsi Suriah sepanjang 2015 dan baru 24 persen saja yang direalisir. Badan Pangan PBB WFP terpaksa mengurangi pembiayaan mereka terhadap pengungsi akibat minimnya dana.
Sekitar 86 persen dari 630 ribu pengungsi Suriah yang hidup di Yordania hidup di bawah garis kemiskinan 3,2 dolar sehari. Lebih dari separuh pengungsi yang berjumlah 1,173 juta di Lebanon terpaksa hidup di pengungsian-pengungsian di bawah standar.