Kamis 09 Jul 2015 19:16 WIB

WNI Tinggalkan Yunani karena Kehilangan Pekerjaan

Demonstran di London, Inggris, memegang bendera Yunani sebagai bentuk protes terhadap cara Bank Sentral Eropa memperlakukan penyelesaian utang Yunani.
Foto: Reuters
Demonstran di London, Inggris, memegang bendera Yunani sebagai bentuk protes terhadap cara Bank Sentral Eropa memperlakukan penyelesaian utang Yunani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Luar Negeri menyampaikan bawa sebagian besar Warga Negara Indonesia (WNI) yang bekerja di Yunani mulai keluar dari negara tersebut. Mereka kembali ke Indonesia karena kehilangan pekerjaan menyusul krisis ekonomi yang membuat Yunani menuju kebangkrutan.

"Dari dampak krisis di sana (Yunani), sebagian besar WNI yang bekerja di sektor informal kehilangan pekerjaannya. Beberapa dari mereka sudah pulang kembali ke Indonesia," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir di Jakarta, Kamis (9/7).

Berdasarkan data yang dimiliki Kemenlu, sebanyak 1.046 WNI tinggal dan bekerja di Yunani. Sebagian dari para WNI itu sudah keluar dari Yunani.

"Ada 1.046 WNI di sana dan sebagian sudah pulang, tetapi kami belum tahu apakah mereka pulang secara individual atau dibantu oleh KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia). Kami harus cek kembali," ujar dia.

Dengan perekonomian Yunani yang merosot, Arrmanatha mengaku banyak WNI akan kehilangan pekerjaan dan terpaksa harus kembali ke Indonesia. Walaupun demikian, dia meyakini dampak krisis Yunani tidak akan terlalu mengguncang perekonomian dalam negeri Indonesia.

"Memang Indonesia akan mendapat tekanan dari luar, tapi kita optimistis Indonesia punya landasan fundamental cukup baik untuk bertahan," kata dia.

Sebelumnya Jubir Kemlu itu juga mengatakan krisis ekonomi yang dialami Yunani sedikit banyak akan berdampak pada nilai ekspor Indonesia ke negara tersebut.

"Nilai perdagangan Yunani-Indonesia 200 juta dolar AS, tidak terlalu besar tapi cukup signifikan. Namun demikian, melihat dari aspek itu, akan sedikit berdampak pada ekspor Indonesia ke sana (Yunani)," ungkap dia.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement