REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Kelompok Syiah Yaman, Houthi menolak tawaran pemerintah pemerintah untuk melakukan gencatan senjata. Pada Rabu (8/7), pemerintah Yaman sepakat melakukan gencatan senjata dengan beberapa syarat.
Juru bicara otoritas pemerintah, Rajeh Badi menjelaskan syarat termasuk mundurnya Houthi dari beberapa kota utama dan pelepasan tahanan. Jika hal tersebut terpenuhi, Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi menjamin keberhasilan gencatan senjata.
Badi mengatakan pihaknya telah menginformasikan hal tersebut pada PBB. "Otoritas Yaman telah menginformasikan pada Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon tentang kesepakatan untuk mengimplementasikan gencatan senjata esok hari," kata Badi di Saudi Arabia.
Gencatan senjata rencananya akan berlangsung selama lebih dari tiga bulan agar bantuan kemanusiaan bisa menjangkau masyarakat. "Kami optimistis Houthi akan setuju karena ini menjamin pengiriman bantuan untuk penduduk Yaman," kata Badi.
Namun, Pada Rabu malam, pemimpin pemberontak Syiah, Zeifullah al-Shami mengatakan syarat tersebut tidak bisa diterima. "Hal itu tidak akan mengatasi krisis kemanusiaan di Yaman," ujarnya.