Jumat 10 Jul 2015 19:37 WIB

Pembicaraan Nuklir Iran Masih Berlanjut

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Reaktor nuklir Iran
Reaktor nuklir Iran

REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Pembicaraan kontroversial nuklir Iran masih berlanjut meski telah melewati tenggat waktu 30 Juni lalu, Jumat (10/7). Semua delegasi dari Iran dan P5+1 mengatakan mereka tidak terburu-buru.

Meski demikian, Amerika Serikat mengindikasikan percepatan pengambilan keputusan. "Amerika tidak bisa menunggu selamanya, kita tidak bisa duduk bernegosiasi di atas meja selamanya," kata Menteri Luar Negeri AS, John Kerry.

Ia menjelaskan Presiden AS Barack Obama telah menegaskan keputusan harus dibuat secepatnya. Ia juga memperingatkan AS akan meninggalkan negosiasi jika Iran tidak membuat keputusan tegas yang diperlukan untuk kesepakatan akhir.

Meski demikian, Kerry mengaku percaya akan ada perkembangan signifikan atas pembicaraan berusia berdekade ini. Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius mengatakan semua hal bergerak ke arah yang benar meski diwarnai ketegangan dan sedikit memanas.

Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif bercuit dalam akun Twitternya, semua pihak berusaha keras. "Kami bekerja keras, tapi tidak terburu-buru untuk menyelesaikan pekerjaan ini," kata Zarif, dikutip BBC.

Pemimpin negosiator Iran ini menegaskan pembicaraan tidak bisa dipaksakan. Namun, Washington Post mengutip seorang sumber Iran yang tidak ingin disebut namanya mengatakan Iran pesimistis Barat akan mengangkat sanksi mereka.

Dalam beberapa hari terakhir, kedua pihak barat dan Iran mengaku jadi lebih dekat satu sama lain. Hal ini diharap menjadi kemajuan signifikan demi melancarkan pertukaran pengangkatan sanksi dengan program nuklir Iran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement