REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Mexico City bisa menjadi kota pertama di dunia yang membatasi jumlah mobil Uber. Negara bagian AS ini menambah daftar daerah di dunia yang bereaksi terhadap keberadaan Uber.
Mexico City saat ini, dikutip dari Reuters, Sabtu (11/7), sedang menggodok rancangan pengaturan operasional Uber. Salah satu isinya membuat Uber harus menyetor sejumlah biaya kepada lembaga transportasi publik yang akan berdiri.
Seorang pejabat pemerintah Mexico City yang mengerjakan peraturan tersebut, mengkonfirmasi rincian dokumen diharapkan akan selesai pekan depan. Pejabat itu mencatat kalau rincian dari rancangan masih sedang dinegosiasikan.
Pihak Uber sendiri mengaku tidak bisa berkomentar karena belum melihat rancangan itu. Peraturan oleh Mexico City itu akan menjadi yang pertama untuk Uber di Amerika Latin. Aturan ini nanti akan diterapkan pula ke aplikasi panggilan kendaraan lainnya seperti Cabify.
Kepala Kebijakan Publik Uber Corey Owens, dalam sebuah wawancara pada pekan ini menyatakan kalau ia sangat menentang pembatasan armada mobil tersebut. "Memaksakan beberapa pembatasan sewenang-wenang seperti pada jumlah kendaraan, hanya akan menciptakan masalah yang sama kalau penduduk Mexico City, telah menderita di industri taksi yang ada," kata dia.
Owens menambahkan kalau tidak ada kota yang telah melakukan pembatasan pada jumlah mobil Uber yang beredar sampai saat ini.