Ahad 12 Jul 2015 05:51 WIB

Muslim Amerika Galang Dana Bantu Bangun Gereja

Red: Ilham
Muslim Amerika
Foto: Dailycaller.com
Muslim Amerika

REPUBLIKA.CO.IDWASHINGTON -- Peristiwa serangan tragis yang menyebabkan sembilan orang tewas dan delapan gereja komunitas kristen kulit hitam rusak di Amerika Serikat menyulut rasa simpati kaum Muslim. Tiga organisasi Muslim di Amerika bahu-membahu mencari donasi untuk pembangunan kembali gereja yang rusak.

Dilansir mashable.com (9/7), tiga kelompok komunitas muslim AS yang terlibat adalah Muslim Anti-Racism Collaborative, Arab-American Association of New York, dan Ummah Wide, kelompok media digital yang fokus pada isu-isu Muslim. Mereka membuat kegiatan penggalangan dana secara online.

Dalam waktu kurang dari seminggu, kampanye tersebut telah mengumpulkan dana sebesar $ 30.000 (sekitar 360 juta). "Itu telah melewati target awal, yaitu sebesar $ 10.000," kata pendiri organisasi Ummah Wide, Dustin Craun.

Craun mengatakan, sumbangan tidak hanya datang dari umat Muslim, tapi juga umat lintas agama di Amerika. Menurut dia, sumbangan juga datang dari luar negeri, dan sebuah organisasi media di Pakistan adalah salah satu yang pertama menyumbangkan dana.

Seperti diketahui, delapan gereja di wilayah yang didominasi warga kulit hitam terbakar setelah peristiwa pembunuhan di Emanuel African Methodist Episcopal Church, Charleston, Carolina Selatan pada Juni 2015, lalu. Saat itu, Dylann Roof, seorang kulit putih yang rasis menembak sembilan orang hingga tewas. Aksi Roof memancing kemarahan kaum rasial lain yang membakar gereja.

Craun menjelaskan, alasan umat Muslim membantu komunitas kristen kulit hitam adalah kesamaan nasib dalam hal diskriminasi dari warga negara itu. Selain itu, Muslim Amerika pertama adalah dari masyarakat kulit hitam. "Kita harus selalu ingat bahwa komunitas Muslim dan masyarakat kulit hitam bukanlah komunitas yang berbeda," kata Craun. 

Di Amerika, komunitas Muslim juga kerap mendapat perlakuan diskriminasi. Pada tahun 2012, seorang pria dari New York didakwa atas kejahatan rasial karena melemparkan bom api di sebuah masjid di Queens. Awal tahun ini, seorang pria tunawisma membakar Islamic Center di Houston. 

"Kami amat terhubung dalam banyak hal, soal identitas yang tumpang tindih dan  hubungan kami dengan negara besar dan rumit ini."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement