REPUBLIKA.CO.ID, LA PAZ -- Paus Fransiskus melakukan kunjungan ke Bolivia pada pertengahan pekan kemarin. Dalam kunjungannya itu, ia membuat kehebohan dalam sesi pertemuan dengan Presiden Bolivia Evo Morales. Itu lantaran, ia menerima sebuah cenderamata berupa Yesus yang disalib di atas simbol palu arit, yang identik sebagai simbol komunis. Setelah memegang sebentar, Paus menyerahkan lagi hadiah itu ke pembantu Presiden Evo Morales.
Dilansir dari the Guardian, komentar Paus ketika menerima hadiah itu kurang terekam dengan jelas, lantaran kalah suara dengan jepretan kamera. Alhasil, momen itu memunculkan spekulasi liar. Menurut beberapa saksi, ketika Paus menerima hadiah tersebut, ada yang menyebutkan bahwa pemimpin tertinggi Katolik tersebut menyatakan, "eso no está bien" alias ini tidak benar.
Namun, Juru Bicara Vatikan Federico Lombardi, mengatakan bahwa Paus sepertinya mengucapkan “No sabía eso" alias saya tidak tahu (asal-usul dari pemberian ini). Hanya saja, momen itu sudah kadung menimbulkan reaksi negatif di kalangan umat Katolik konservatif, yang mengatakan Paus sedang dimanipulasi untuk alasan ideologis.
Pemerintah Bolivia menegaskan tidak ada motif politik di balik hadiah. Menteri Komunikasi Bolivia Marianela Paco mengatakan, Morales telah berpikir "Paus yang berasal dari kalangan orang miskin" akan menghargai sikap itu.
"Itu maksud hadiah ini, dan itu tidak ada manuver apa pun... (hadiah) itu benar-benar dari kasih sayang," katanya kepada stasiun radio Patria Nueva.
Tapi, tanggapan pemerintah Bolivia ditepis Rev James Bretzke. Seorang teolog di Boston College, Massachusetts itu, menuduh Morales mencoba untuk memanipulasi kehadiran Paus.
"Apakah ini tampaknya akan menggunakan salib untuk agenda politik? Dan aku akan mengatakan jawabannya adalah mungkin ya. Karena itu, saya akan menilai secara pribadi selera buruk dan terutama manipulatif untuk hadir ke Bapa Suci dalam situasi seperti itu," katanya kepada AP.